Sabtu, 20 Februari 2010

PENGARUH PENGATURAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG (Vigna sinensis)

PENGARUH PENGATURAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG PANJANG (Vigna sinensis)

Oleh:
I Wayan Suryanegara
Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

Abstrak
Kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan komoditi hortikultura yang banyak dijumpai dan dikonsumsi di masyarakat, sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk itu diperlukan teknik budi daya yang tepat untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Penerapan jarak tanam yang tepat menjadi salah satu faktor intensifikasi yang perlu dilakukan. Jarak tanam merupakan pengaturan pertumbuhan dalam satuan luas. Jarak tanam sangat erat kaitannya dengan jumlah anakan yang akan dihasilkan. Dalam artikel ini dilakukan pengamata terhadap dua kelompok tanaman pada kebun Biologi Undiksha. Kedua tanaman itu menggunakan jarak tanam berbeda yaitu kelompok A 60cm dan kelompok B 30cm. Berdasarkan hasil pengamatan dilihat bahma tanaman A memiliki daun yang lebih rimbun dan subur. Semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi kompetisi antara tanaman sejenis terhadapat cahaya, nutrisi, dan air mengakibatkan pertumbuhannya akan cenderung keatas berkompetisi untuk mendapatkan cahaya matahari. Kurangnya daun akan mengurangi fotosintesis berpengaruh pada produksi polong kacang panjang yang kurang optimal.

Kata kunci: Kacang panjang. Jarak tanam, produksi, pertumbuhan


Abstract
String bean ( Vigna sinensis) representing horticulture commodity which met many and consumed by society, so that have high economic value. For that needed correct energy kindness technique to get maximal result. Applying of correct plant spacing become one of intensification factor which need conducted. Plant spacing represent arrangement of growth in set of wide. Plant spacing very hand in glove its bearing with amount of generation to be yielded. In this article is done by observation to two crop group at Biological garden of Undiksha. Both of that crop use different plant spacing that is group of A 60cm and group of B 30cm. Base on the result of perception seen that crop of A have more fertile and leafy leaf. Closer apart the plant spacing make competition more higher between two kind of string been to get light, nutrition, and water make its growth will tend to of have competition to get sunlight. Lack of leaf will lessen photosynthesis influance with production of been that less optimal string bean.

Keyword: String bean. plant spacing, production, growth



I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sayur dan buah adalah makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita dan dikonsumsi setiap hari sebagai sumber vitamin bagi tubuh. Ditemukan setiap hari dan mudah untuk didapat. Keduanya merupakan komoditi hortikultura yang banyak diusahakan oleh masyarakat. Mempunyai manfaat dan nilai ekonomis tinggi di masyarakat. Karena nilai ekonominya ini banyak orang yang mengusahakan tanaman-tanaman hortikultura tersebut, baik secara modern ataupun masih dengan teknik tradisional.
Diantara berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan didaerah tropis, kacang panjang merupakan salah satu komoditi yang banyak diusahakan oleh masyarakat. Tanaman yang berasal dari India dan Afrika Tengah ini banyak diminati oleh orang-orang Indonesia. Sudah dibudidayakan selama berabad-abad, tajuk lembut, daun, polong muda, biji muda segar, dan biji kering adalah produk yang dapat dimakan. Areal produksinya lebih dari 5 juta hektar berperan nyata memenuhi kebutuhan jutaan masyarakat akan protein. Nilai tanaman ini sangat nyata di wilayah tropika dan subtrpika seperti Afrika. Di daerah ini kacang ini merupakan produksi kacang terpenting kedua (Rubatzky; 1998).
Nama lain dari kacang panjang adalah kacang lanjaran (Jawa), kacang turus (Pasundan), taukok (Cina), sitao (Fillipina), kacang belut (Malaysia), jurakusasage, paythenkai, yardlong bean, dan asparagus bean (Fachruddin; 2000). Kacang panjang atau Vigna sinensis ini berkerabat dekat dengan kacang tunggak dan kacang Bombay. Ketiganya merupakan cultigroup atau subspecies dari Vigna sinensis. Merupakan tanaman setahun yang memiliki akar tunggang yang kuat dengan banyak akar lateral (Rubatzky; 1998).
Di masyarakat olahan kacang panjang ini beragam adanya. Mulai dari sayuran tumis, plecing, atau dimakan mentah sebagai lalapan. Di Amerika Serikat, biji segar dan kering diolah melalui pengalengan dan pembekuan. Dipandang bergizi dengan kandungan karbohidrat lebih dari 50% dan proteinnya 20% pada biji yang kering. Disamping itu juga mengandung lemak 0,3 gram dan Vitamin A serta B1 (Rubatzky;1998). Memandang begitu banyaknya manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi kacang panjang, tidak heran jika sayuran ini banyak dicari. Untuk memenuhi pesanan pasar maka diperlukan produksi komoditi yang mencukupi. Dalam mengusahakan pembudidayaannya, petani harus memperhitungkan untung ruginya. Jika menginginkan keuntungan yang lebih besar sudah sewajarnya jika produksinya harus lebih banyak. Agar produksinya lebih maksimal dibutuhkan teknik budidaya yang tepat dari kacang panjang tersebut.
Banyak faktor yang akan mempengaruhi bagaimana tanaman tersebut untuk dapat tumbuh dengan baik. Dari segi pembibitan, pemupukan, perawatan, dan juga perlakuan jarak tanam yang bagus agar pertumbuhan tanaman tersebut optimal dalam memproduksi hasil yang diharapkan. Cara untuk peningkatan produksi kacang panjang dapat dilihat dari segi ekstensifikasi dan intensifikasi. Uapaya ekstensifikasi untuk dewasa ini khususnya di daerah Jawa dan Bali sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan dan hanya dapat dilakukan didaerah tertentu saja, seerti di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Menyimak hal tersebut, upaya intensifikasi pertanian merupakan langkah yang tepat diterapkan pada petani hortikultura.
Intensifikasi merupakan upaya peningkatan produksi secara maksimal setiap satuan luas yang dapat ditempuh melalui panca usaha tani, antara lain (Candrakirana;1993):
1. Penggunaan bibit unggul
2. Pemupukan yang tepat
3. Perbaikan teknik bercocok tanam (Kultur teknik)
4. Irigasi
5. Pemberantasan hama dan penyakit
Sebagai tambahannya sekarang adalah pergiliran tanaman dan tumpang sari. Dari semua panca usaha tani tersebut yang akan diulas dalam artikel ini adalah kultur teknik. Merupakan cara bercocok tanam yang tepat, menyesuaikan antara varietas tanaman dengan jenis tanah dan iklimnya. Salah satunya yang perlu diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang tepat dalam upaya optimalisasi hasil budidaya kacang panjang tersebut.
Jarak tanam merupakan pengaturan pertumbuhan dalam satuan luas yang patut diperhitungkan tapi jarang diperhatikan oleh petani. Jarak tanam sangat erat kaitannya dengan jumlah anakan yang akan dihasilkan. Ini berarti jarak tanam erat kaitannya dengan jumlah hasil yang akan diperoleh dalam sebidang tanah. Karena itu pengaturan jarak tanam perlu diperhatikan untuk memenuhi sasaran agronomi yaitu produksi yang maksimal. Jarak tanam dalam budidaya kacang panjang inilah yang akan menjadi topik dalam artikel ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, adapun rumusan masalah yang diangkat dalam artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah teknik budidaya tanaman kacang panjang yang umumnya diusahakan oleh masyarakat?
2. Bagaimanakah peranan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil produksi kacang panjang?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan diatas maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kacang panjang yang umumnya diusahakan oleh masyarakat.
2. Untuk mengetahui peranan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil produksi kacang panjang.
1.4 Manfaat
Artikel ini pada nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan dan tambahan wawasan bagi petani terutama yang mengusahakan tanaman hortikultura dalam hal ini adalah kacang panjang. Penerapan jarak tanam yang merupakan upaya panca usaha tani ini nantinya bisa diterapkan agar dapat meningkatkan hasil produksi penanaman kacang panjang. Dan meningkatkan pendapatan dari petaninya sendiri. Selain itu diharapkan artikel ini bisa menjadi bahan pelajaran di sekolah nantinya tentang teknik budidaya kacang panjang dan pentingnya jarak tanam pada penanamannya.Terutama dalam pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

2. Metode Penulisan
Penulisan artikel ini dimulai pada bulan Desember 2008. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap dua kelompok tanaman kacang panjang di Kebun Biologi oleh dua kelompok mahasiswa. Data dari hasil obsevasi meliputi kondisi kacang panjang dari kedua kelompok tersebut. Data diambil setelah usia tanaman 2,5 bulan dengan kondisi yang berbeda. Usia ini dipandang sudah cukup untuk melihat perbedaan pertumbuhan kedua kelompok tanaman tersebut. Data pendukung lainnya adalah studi literatur tentang budidaya kacang panjang dan penerapan jarak tanam. Didapatkan dari sumber berupa buku bacaan, hand out dan data dari internet.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Budidaya Kacang Panjang
Mengenal Kacang Panjang
Klasifikasi kacang panjang secara lengkap adalah sebagai berikut (Fachruddin;2000):
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis
Merupakan tanaman dengan batang panjang dan membelit. Polongnya berwarna hijau saat masih muda, dan menjadi agak putih setelah tua dengan panjang polong 40cm. Biji berbentuk bulat panjang, agak pipih, dan kadang agak melengkung. Bunga kacang panjang mulai tampak pada umur 4-6 minggu setelah kecambah muncul, dan polong yang bisa dimakan terbentuk sekitar 2 minggu setelah antesis. Namun panen sering dimulai sekitar 70 hari setelah tanam dan dapat berlanjut 25-30 hari.
Syarat Pertubuhan
Tanaman tumbuh baik pada tanah latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik karena tanaman ini peka terhadap genangan air, PH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun, membutuhkan banyak sinar matahari dan ketinggian optimum kurang dari 800m dpl (Prabowo;2007).
Pembibitan
– Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi diatas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah penyakit. Keperluan benih untuk satu hektar antara 15-20kg.
– Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan (Prabowo;2007).
Pengolahan Media Tanam
– Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
– Buatlah bedengan sebagai tempat penanaman dengan ukuran lebar 60-80cm, tinggi 30 cm dengan panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40cm dan lebar atas 30-50c,, tinggi 30cm
– Lakukan pengapuran jika PH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30cm
– Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 m bedengan (Prabowo;2007).
Penyulaman
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.Benih yang tidak tumbuh segera disulam (Prabowo;2007).
Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput dikebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored (Prabowo;2007).
Pemangkasan/Perempelan
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
Pemupukan
Dosis pupuk makro sebagai berikut (Prabowo;2007):
Waktu Dosis Pupuk Makro (per ha)
Urea (kg) SP-36 (kg) KCl (kg)
Dasar 50 75 25
Umur 45 hari 50 25 75
TOTAL 100 100 100
Catatan: atau sesuai dengan rekomendasi setempat.
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam
POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis +2 tutup/10 liter air).
Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musi.

3.2 Penerapan Jarak Tanam dalam Penanaman Kacang Panjang
Jarak tanam atau kerapatan tanaman merupakan bagian dari teknik bercocok tanam yang perlu diperhatikan secara serius agar pemanfaatan sumber daya lingkungan dapat maksimal. Istilah jarak tanam bila dipilah lebih lanjut sesungguhnya terdiri dari dua kata yaitu jarak dan tanam. Jarak mempunya arti ruang (panjang, jauh) antara dua benda atau tempat. Sementara kata tanam bermakna prihal tanam menanam, dan bila kata tersebut menunjukkan suatu karya, menjadi menanam(kan) yang artinya menaruh (bibit, benih, stek, dsb) di dalam tanah supaya tumbuh (Poerwadarminta, 1983).
Dalam artikel ini jarak tanam yang dimaksud adalah jarak penanaman benih kacang panjang pada gundukan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan terhadapat dua jenis perlakuan tanaman kacang di kebun Biologi Undiksha, didapatkan dua jarak tanam berbeda. Pada tanaman kelompok kelas A diberikan perlakuan jarak tanamnya rata-rata 60 cm sedangkan pada kelompok kelas B jarak tanamnya rata-rata 32 cm yaitu hampir setengahnya. Penanaman komoditi kacang panjang oleh kedua kelompok ini merupakan kegiatan praktikum mata kuliah hortikultura, dilakukan penanaman dari awal bulan oktober 2008 oleh dua kelas yaitu kelas A dan B dari semester 5. Setelah dilakukan pengamatan pada jarak tanam yang lebih lebar (kelompok A) tanamannya berdaun lebih lebat dan rimbun dibandingkan tanaman yang berjarak lebih sempit (kelompok B) yang pertumbuhan daunnya lebih kecil dan cenderung memanjang keatas. Dengan penggunaan dan perlakuan bibit yang sama dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif sama namun hasilnya berbeda pada jenis tanaman kacang panjang.





















Berdasarkan pengamatan tersebut dan telaah pustaka, diketahui bahwa dalam sistem bercocok tanam kerapatan tanaman atau jarak tanam perlu diperhatikan dengan baik sehingga didalam pemanfaatan sumber daya lingkungan dapat dilakukan secara maksimal. Pada sistem bercocok tanam, apabila kerapatan tanaman (jumlah populasi) melebihi batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan tanaman akibat tidak tahan bersaing dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak tanam antara satu tanaman dengan tanaman lain, makin serupa sifat pertumbuhan yang dperlukan, makin hebat pula persaingannya (Aryawijaya, dalam Candrakirana;1993).
Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang. Pemanjangan ruas tercermin pada jumlah cabang. Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Apabila jumlah cabang kecil, maka jumlah daun juga menjadi kecil. Hal tersebut berkaitan langsung dengan luas daun seluruh tanaman (Budiastuti, 2000). Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya perbedaan pertumbuhan kacang panjang pada kedua kelompok penanam di kebun Biologi tersebut. Antara tanaman pada kelompok B yang lebih rapat (jarak tanam 30cm) dengan tanaman kelas A (jarak tanam 60cm).
Jarak tanam rapat menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi daripada jarak tanam renggang. Hal tersebut mencerminkan bahwa pada jarak tanam rapat terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara, air dan udara. Kompetisi cahaya terjadi apabila suatu tanaman menaungi tanaman lain atau apabila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsur hara serta air menjadi berkurang. Disamping itu, jarak tanam rapat akan memperkecil jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman, sehingga aktifitas auksin meningkat dan terjadilah pemanjangan sel-sel. Akibat lebih jauh terlihat pada jumlah cabang yang terbentuk. Jarak tanam rapat, kesempatan membentuk internodia/ruas menjadi berkurang. karena unsur hara dan air. Sebaliknya jarak tanam renggang, penerimaan intensitas cahaya menjadi besar dan memberikan kesempatan pada tanaman untuk tuimbuh kearah menyamping. Dengan demikian akan mempengaruhi banyak sedikitnya cabang yang terbentuk (Budiastuti, 2000).
Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun. Daun tanaman jumlahnya kecil pada cabang yang jumlahnya juga kecil, dan dapat diduga implikasinya pada luas daun seluruh tanaman juga lebih rendah. Sebagai organ tanaman yang berfungsi memanen cahaya, luas daun memegang peranan penting. Daun tanaman sebagai organ fotosintesis sangat berpengaruh pada hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis yang berupa gula reduksi digunakan sebagai sumber energi untuk memelihara kehidupan tanaman, dibentuk sebagai tubuh tanaman (akar, batang, daun) serta diakumulasikan dalam buah, biji atau organ penimbun yang lain (sink). Selanjutnya hasil fotosintesis yang tertimbun dalam bagian vegetatif sebagian diremobilisasikan ke bagian generatif (polong) setelah bagian tersebut terbentuk dan tumbuh. Dengan demikian pengisian polong terjadi dengan merebolisasikan fotosintat dari bagian vegetatif. Fotosintat di bagian vegetatif terekam dalam berat kering brangkasan, sedangkan fotosintat yang terakumulasi di polong tercermin dalam berat kering biji. Berat kering biji tanaman kacang hijau yang ditanam dengan jarak tanam renggang ternyata menghasilkan berat kering biji lebih besar daripada berat kering biji yang ditanam dengan jarak tanam rapat (Budiastuti, 2000).

3.3 Korelasi Jarak Tanam dan Peningkatan Produksi Kacang Panjang
Kerapatan tanaman penting diketahui untuk menentukan sasaran agronomi, yaitu produksi maksimal karena kerapatan tanaman berhubungan erat dengan jumlah hasil yang diperoleh dari sebidang tanah. Pengaturan jarak tanam sesungguhnya merupakan upaya meperkecil persaingan antara sesama tanaman. Persaingan yang terjadi antara tanaman yang diupayakan/dibudidayakan secara monokultur akan menyebabkan persaingan antara tanaman sejenis (intraspecific competition). Persaingan antara tanaman sejenis untuk merebut nutrisi, tempat/ruang, air dan faktor-faktor keperluan pertumbuhan lainnya (Candrakirana;1993).
Agar hasilnya optimal, maka jarak tanam harus diatur agar persaingannya tidak mempengaruhi produksi. Semakin lebat daun, semakin banyak berfotosintesis, semakin banyak cadangan makanan untuk disimpan, semakin banyak eergi yang bisa dimanfaatkan. Hal ini akan sangat membantu perkembangan generatif kacang panjang tersebut. Dengan demikian hasil produksi kacang panjang bisa ditingkatkan.

4. Penutup
4.1 Simpulan
– Kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan komoditi hortikultura yang banyak diusahakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. dan ketinggian optimum kurang dari 800m dpl, iklimnya kering. Tanamn tumbuh baik pada tanah latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik karena tanaman ini peka terhadap genangan air. Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan
– Jarak tanam atau kerapatan tanaman merupakan bagian dari teknik bercocok tanam yang perlu diperhatikan secara serius agar pemanfaatan sumber daya lingkungan secara maksimal. Jarak tanam renggang menunjukkan keseluruhan parametar pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan dengan jarak tanam rapat, dan tercermin pada peningkatan jumlah cabang sekaligus jumlah polong dan berat kering biji. Jarak tanam berpengaruh terhadap kompetisi tanaman kacang panjang untuk mendapatkan cahaya, nutrisi dan air.
– Kacang panjang pada kelompok A yang jarak tanamnya lebih renggang menunjukkan tingkat pertumbuhan daun yang lebih lebat daripada tanaman kelompok B yang lebih sempit daunnya lebih kecil. Ini penting terkait dengan proses fotosintesis yang dilakukan tanaman tersebut. Dan hal ini akan berpengaruh pada produksi polong dari kancang panjang. Semakin sedikit daun, maka fotosintesis semakin sedikit, cadangan makanan dan proses petumbuhan bunga juga terganggu.

4.2 Saran
Berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan yang dilakukan penulis, maka disarankan bagi para petani nantinya memperhatikan dan memperhitungkan jarak tanam yang tepat digunakan dalam menanam kacang panjang. Karena dengan jarak tanam yang tepat bisa didapatkan hasil yang maksimal. Topik artikel ini bisa dilakukan penelitian lebih lanjut, bagi yang berminat untuk meneliti dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penerapan beberapa jarak tanam, sehingga akan ditemukan jarak tanam yang paling tepat dan efisien.

Daftar Pustaka
Budiastuti, Mth. Sri. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus l.). http://www.iptek.net.id. Diakses pada 20 Desember 2008

Candrakirana, I Wayan. 1993. Studi Tentang Pengaruh Pengaturan Jarak Tanam Terhapan Jumlah Tanaman Padi IR-64 (Oryza sativa L. Varietas IR-64). (skripsi;tidakditerbitkan). Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Udayana. Singaraja.

Fachruddin, Lisdiana. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Yogyakarta: Kaninus

Poerwadarminta. W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka

Prabowo, Abror Yudi. 2000. Budidaya Kacang Panjang. http://www.indohafi.co.id. Diakses pada 20 Desember 2008.

Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2 Prinsip, Produksi, dan Gizi. Bandung: ITB Bandung